Mengenai kesempatan atau peluang untuk bisa ke puncak tertingginya, Gunung Rinjani memiliki durasi waktu yang lebih bersahabat di banding Gunung Kerinci. Aktivitas vulkanik Gunung Kerinci tepat berada di dekat puncak tertingginya, sedangkan aktivitas vulkanik yang aktif Gunung Rinjani berada di Anak Gunung Rinjani yang letaknya tidak terlalu dekat dengan puncak tertingginya.
www.activejourney.net (18 May 2016)
Entah mulai kapan gw mulai
kecanduan naik gunung. Dengan jadwal gw yang super padat (halllaaah) dan rule
cuti yang begitu ketat, gak nyangka dalam 6 bulan gw bisa mendaki 2 gunung
berapi tertinggi di Indonesia berturut-turut. Yups, Gunung Kerinci dan Gunung
Rinjani.
Yang pertama Gn. Kerinci. Dengan ketinggian puncak 3805 mdpl
gunung ini diklaim sebagai gunung berapi
tertinggi di Indonesia. Dan merupakan Gunung tertinggi di Sumatera. Terletak di Provinsi Jambi, Gunung Kerinci merupakan bagian dari kawasan konservasi Taman Nasional Kerinci Seblat. Menjadi habitat asli Harimau Sumatera yang sangat langka serta pemandangan kebun teh Kayu Aro di kaki gunungnya, Gunung Kerinci memiliki daya tarik tersendiri yang membius para pecinta dan pendaki gunung.
tertinggi di Indonesia. Dan merupakan Gunung tertinggi di Sumatera. Terletak di Provinsi Jambi, Gunung Kerinci merupakan bagian dari kawasan konservasi Taman Nasional Kerinci Seblat. Menjadi habitat asli Harimau Sumatera yang sangat langka serta pemandangan kebun teh Kayu Aro di kaki gunungnya, Gunung Kerinci memiliki daya tarik tersendiri yang membius para pecinta dan pendaki gunung.
3805 meter-nya Gunung Kerinci |
Yang kedua Gunung Rinjani. Banyak yang mendaulat Gn. Rinjani
memiliki view pemandangan gunung paling indah di Indonesia. Tidak salah, dengan
keberadaan Danau Segara Anak dan padang rumput layaknya savana yang ada di
Sembalun, siapa yang tidak terpesona dengan Rinjani? Belum lagi keberadaaan air
terjun dan pemandian air hangat menuju disekitar danau Segara Anak menuju jalur Senaru. Dengan ketinggian
puncak 3726 mdpl, Rinjani menjadi gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia.
3726 meter-nya Gn Rinjani |
3726 meter-nya Gunung Rinjani |
Well, gw bisa bilang begitu karna masing-masing punya
karakteristik tersendiri ya. Gak salah juga pas teman-teman gw di grup whatsaap
yang sudah naik ke puncak keduanya gak bisa jawab spontanitas mana yang lebih
sulit. Nah di sini gw coba bantu review perbandingan keduanya, siapa tau
bermafaaat bagi kamu-kamu untuk menentukan pilihan (mana dulu) yang mau di
panjat buat pemanasan.
Kaki Gunung Kayu Aro, Kresik Tuo Kerinci vs Sembalun
Rinjani
Banyak pendaki Rinjani memulai dari desa Sembalun, sedangkan
pendaki Kerinci banyak yang memilih homestay untuk memulai pendakian di Kresik
Tuo, Kayu Aro. Sembalun di dominasi dengan padang rumput savana yang berwarna
hijau lebih kekuning-kuningan. Sedangkan desa Kresik Tuo terkenal dengan kebun
teh dan penghasil teh merk Kayu Aro. Kamu pilih mana? kebun teh dan
sayur-sayuran hijau atau padang savana yang semacam ini yang saya baru temukan
di Sembalun. Kalau kebun teh udah mainstream buat kamu, Rinjani memang lebih
unggul dengan padang savananya menurut gw.
Kaki Gunung Kerinci (30 menit sebelum pintu gerbang) |
Vegetasi Rinjani vs Kerinci
Kalau kamu berangkat ke Rinjani melalui jalur Sembalun hampir
seluruh perjalanan tersaji view alam terbuka berupa padang rumput. Tidak
terlihat vegetasi hutan tropis dengan pepohonan besar seperti yang bakalan kamu
jumpai sejak start point awal kalau kamu mendaki Kerinci. Pada kondisi mendaki
gunung biasanya kita mengharap tidak hujan saat mendaki. Resikonya, selain
keringat cape bin lelah. Perjalanan Rinjani ditambah keringat terik matahari.
Berbeda dengan kerinci dimana hampir tertutup hutan tropis disepanjang perjalanan sehingga kita hanya tersiksa rasa lelah, tidak tersiksa tambahan sengatan matahari.
Rinjani, sepanjang perjalanan via Sembalun didominasi padang rumput |
Berbeda dengan kerinci dimana hampir tertutup hutan tropis disepanjang perjalanan sehingga kita hanya tersiksa rasa lelah, tidak tersiksa tambahan sengatan matahari.
Pos Bangku Panjang- Kerinci, pepohonan tinggi mendominasi setiap langkah perjalanan |
Vegetasi Kerinci, hutan tropis dengan dengan tumbuhan yang bervariasi |
Trek Kerinci vs Rinjani
Rinjani punya trek yang landai. Sepanjang perjalanan sampai
camp terakhir sebelum puncak tidak ada trek ‘manjat’. Kamu cukup ‘mendaki’
saja. Maksudnya hanya dengan modal kaki kita bisa sampai atas karna treknya
landai. Cuma ya resikonya lebih jauuuuhhhh. Berbeda dengan Kerinci yang
sepanjang perjalanan bakalan harus ‘manjat". Manjat disini kamu harus memainkan
tangan dan badan untuk bisa sampai ke
atas. Kalau kamu mau cuma modal kaki saja dijamin gak bakalan sampai ke atas
Kerinci. Bahasa ringkasnya sepanjang pendakian
Rinjani gw gak pernah ketemu trek lutut ketemu perut. Berbeda dengan
kerinci yang sering gw jumpai tinggi lekukan tanah setinggi orang dewasa.
jika diilustrasikan, mungkin seperti inilah perbandingan trek Rinjani dan Kerinci
Karna trek ini lah ciri khas porter Rinjani dan Kerinci
berbeda. Porter Rinjani bisa membawa barang bawaan ‘pikulan’. Sedangkan porter Kerinci harus
membawa barang bawaan mereka menggunakan ransel atau sejenisnya. Karena tangan mereka harus bermain dengan akar-akar pohon
untuk memanjat.
Porter Rinjani dengan 'pikulan' |
Dijamin 'pikulan' gak bakalan bisa lewat di salah satu trek Kerinci ini :-P |
Video Pendakian saya di Gunung Kerinci
Sumber Air Rinjani vs Kerinci.
Berdasarkan pengalaman, sumber air di kerinci lebih sulit
dibandingkan rinjani. Dari camp shelter 2 atau 3, kita harus turun dengan jarak
yang lumayan untuk mendapatkan air gunung. Di Rinjani jika kita camp di pos 3
sumber mata air sangat dekat dan segar. Begitu juga di pelawangan sembalun, air juga masih mudah untuk di dapat.
Apalagi kalau camp di Danau Segara Anak.
NB: Tempat camp di Rinjani biasa disebut 'Pos', sedangkan di Kerinci biasa disebut 'Shelter'
NB: Tempat camp di Rinjani biasa disebut 'Pos', sedangkan di Kerinci biasa disebut 'Shelter'
Danau Segara Anak - View dari camp Pelawangan Sembalun |
Summit Rinjani vs Kerinci
Untuk ukuran orang Indonesia pada umumnya summit di Kerinci
lebih singkat dibanding summit Rinjani. Di Kerinci gw camp dr pos 2, padahal
bisa juga camp di pos 3 yang lebih dekat ke puncak. Namun dari pos 2 saja gw
bisa mendapatkan sunrise di puncak dengan berangkat jam 2:30 malam. Estimasi
3-4 jam sampai ke puncak jika mulai mendaki dari pos 2 Kerinci. Itu berarti
apalagi kalau kamu camp di pos 3 Kerinci (pos terakhir sebelum mendaki summit) pasti
bisa lebih singkat lagi. Nah, Sedangkan untuk Rinjani dari pos terakhir yang
dinamakan Pelawangan Sembalun, gw harus start jam 1 malam mulai pendakian
summit dan sampai ke puncak jam 6 pagi pas sunrise. Lebih jauh Rinjani kan?
Summit Rinjani - bikin gereget :-P |
Sama seperti trek kaki gunung. Trek summit Kerinci juga
lebih terjal dibandingkan Rinjani, yang berimbas juga lebih pendek. Trek summit
Rinjani lebih landai dan otomatis lebih jauh. Kedua summit trek memiliki kontur
pasir dan batu gunung. Namun serpihan batu gunung Rinjani lebih halus
dibandingkan Kerinci,dengan kontur lebih terjal dan batu yang lebih besar. Bisa
disimpulkan Kerinci lebih beresiko terkena ‘jatuhan’ batu dari atas
dibandingkan rinjani.
Trek turun, Jurang dan Tebing Rinjani vs Kerinci
Untuk gw yang takut ketinggian dua-duanya punya jurang yang
cukup serem. Takut tinggi koq maksa naik gunung, ya itulah gw. Banyak alasan
yang membuat gw yang takut ketinggian namun tetap nekat naik gunung. Jadi pas
turun gak banyak foto yang gw ambil, pokoknya gw ya focus ke jalur aja. Hehehe.
Waktu turun dari keduanya, gw gak ngecamp lagi. Jadi dari summit gw langsung
turun ke kaki gunung. Untuk Gunung Kerinci gw turun dari puncak jam 9 pagi dan
sampai di pintu gerbang kaki gunung jam 4 sore. Hanya berhenti di pos 2 kurang
lebih satu jam untuk makan siang. Sedangkan Rinjani saya turun dari puncak jam
10 pagi dan sampai di kaki gunung Sembalun jam 8 malam dengan waktu rehat makan
siang di Pelawangan Sembalun kurang lebih 1 sampai 2 jam.
Kalau kalian suka ketinggian, nikmatin aja trek turun gunung, dijamin viewnya keceh badai....
Pas mau turun Kerinci (gw di atas awan boooooo.. :-P) |
yang kayang semut itu orang ndaki dan turun Rinjani lho... |
Jadi mana yang mau ditaklukan terlebih dahulu untuk
pemanasan, Kerinci atau Rinjani? It totally up to you….cheers…!!!!
Kerinci, dimana lutut ketemu jidat hehehe
ReplyDeletewwkwkwkw..betul, tiap langkah yang ada di depan dinding setinggi kepala,,bayangin aja gimana manjatnya kalau gak lutut ketemu jidat,,hahahaha
Deletehaha bner banget tu, lutut ketemu jidat kepala ketemu pantat.
Deleteransel nyangkut-nyangkut, jlan yang berlumpur.
sayangnya jalur kerinci udah banyak berubah jadi kesan dan ciri has trek kerinci udah berkurang.
satu lagi catatan gan, klau di gunung kerinci gak ada bonusnya selain puncak wkwkkwkwwk
DeleteBerubah gimana masbro Peak to Peak? saya manjat kerinci Desember 2014, sensasi bayangannya masih kerasa ampe sekarang..hahahahha..
Deleteiya, cuma ada hutan kanan kiri, gak ada bonus pemandangan di Kerinci
DeleteThis comment has been removed by the author.
Deletetrek dari shelter 1 ke selter 2 udah banyak berubah, klau naiknya 2014 berarti masih nglewatin jalur2 air sama trowongan dari shelter 2 ke 3, sekarang ud gak ada lagi itu udah di pindah ke seblahin ke sebelah2 nya.
Deletewah...padahal alur air dengan terowongan itu yang bikin kenangan nya membekas ampe sekarang hahahaha... kalau berubah sepertinya musti nyoba lagi nih lewat jalur baru,,,
Deletehahaha bener ini...hiking Kerinci, pas naik kaki ketemu perut, pas turun kaki ketemu pantat hahaha...untuk orang 'gede seperti saya, Kerinci lebih susah terutama dari pos 2 ke pos 3 sebelum tempat tenda menginap. Rinjani memang perlu cardio yang bagus - tapi begitu jam 7-8 pagi dari sembalun, 3 km pertama panaas banget :)
ReplyDeletewkwkwk..kebayang ya orang gede tangan pegangan akar atau pohon buat narik badan naik ke atas... kalau rinjani sudah otomatis, namanya juga padang savana ..derita kepanasan kalau lewat situ siang bolong hahahahha
Delete