Entri yang Diunggulkan

Perbandingan Gunung Kerinci dan Gunung Rinjani

Friday, 20 May 2016

Perbandingan Gunung Kerinci dan Gunung Rinjani

Mengenai kesempatan atau peluang untuk bisa ke puncak tertingginya, Gunung Rinjani memiliki durasi waktu yang lebih bersahabat di banding Gunung Kerinci. Aktivitas vulkanik Gunung Kerinci tepat berada di dekat puncak tertingginya, sedangkan aktivitas vulkanik yang aktif Gunung Rinjani berada di Anak Gunung Rinjani yang letaknya tidak terlalu dekat dengan puncak tertingginya.


Ilustrasi trek Kerinci vs Rinjani (versi gw..hehehhe)

www.activejourney.net (18 May 2016)
Entah mulai kapan gw mulai kecanduan naik gunung. Dengan jadwal gw yang super padat (halllaaah) dan rule cuti yang begitu ketat, gak nyangka dalam 6 bulan gw bisa mendaki 2 gunung berapi tertinggi di Indonesia berturut-turut. Yups, Gunung Kerinci dan Gunung Rinjani.

Yang pertama Gn. Kerinci. Dengan ketinggian puncak 3805 mdpl gunung ini diklaim sebagai gunung berapi
tertinggi di Indonesia. Dan merupakan Gunung tertinggi di Sumatera. Terletak di Provinsi Jambi, Gunung Kerinci merupakan bagian dari kawasan konservasi Taman Nasional Kerinci Seblat. Menjadi habitat asli Harimau Sumatera yang sangat langka serta pemandangan kebun teh Kayu Aro di kaki gunungnya, Gunung Kerinci memiliki daya tarik  tersendiri yang membius para pecinta dan pendaki gunung.

3805 meter-nya Gunung Kerinci
Yang kedua Gunung Rinjani. Banyak yang mendaulat Gn. Rinjani memiliki view pemandangan gunung paling indah di Indonesia. Tidak salah, dengan keberadaan Danau Segara Anak dan padang rumput layaknya savana yang ada di Sembalun, siapa yang tidak terpesona dengan Rinjani? Belum lagi keberadaaan air terjun dan pemandian air hangat menuju disekitar danau Segara Anak menuju jalur Senaru. Dengan ketinggian puncak 3726 mdpl, Rinjani menjadi gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia.

3726 meter-nya Gn Rinjani
3726 meter-nya Gunung Rinjani
Terus, bagus mana Kerinci atau Rinjani? bagus dua-duanya!!, susah mana?susah dua-duanya!!, jadi pilih mana, Kerinci atau Rinjani? Ya pilih dua-duanya!!…hehehe.
Well, gw bisa bilang begitu karna masing-masing punya karakteristik tersendiri ya. Gak salah juga pas teman-teman gw di grup whatsaap yang sudah naik ke puncak keduanya gak bisa jawab spontanitas mana yang lebih sulit. Nah di sini gw coba bantu review perbandingan keduanya, siapa tau bermafaaat bagi kamu-kamu untuk menentukan pilihan (mana dulu) yang mau di panjat buat pemanasan.

Kaki Gunung Kayu Aro, Kresik Tuo Kerinci vs Sembalun Rinjani

Banyak pendaki Rinjani memulai dari desa Sembalun, sedangkan pendaki Kerinci banyak yang memilih homestay untuk memulai pendakian di Kresik Tuo, Kayu Aro. Sembalun di dominasi dengan padang rumput savana yang berwarna hijau lebih kekuning-kuningan. Sedangkan desa Kresik Tuo terkenal dengan kebun teh dan penghasil teh merk Kayu Aro. Kamu pilih mana? kebun teh dan sayur-sayuran hijau atau padang savana yang semacam ini yang saya baru temukan di Sembalun. Kalau kebun teh udah mainstream buat kamu, Rinjani memang lebih unggul dengan padang savananya menurut gw.

Kaki Gunung Kerinci (30 menit sebelum pintu gerbang)
Kaki Gunung Rinjani (padang Savana Sembalun 2 jam setelah pintu gerbang)

Vegetasi Rinjani vs Kerinci

Kalau kamu berangkat ke Rinjani melalui jalur Sembalun hampir seluruh perjalanan tersaji view alam terbuka berupa padang rumput. Tidak terlihat vegetasi hutan tropis dengan pepohonan besar seperti yang bakalan kamu jumpai sejak start point awal kalau kamu mendaki Kerinci. Pada kondisi mendaki gunung biasanya kita mengharap tidak hujan saat mendaki. Resikonya, selain keringat cape bin lelah. Perjalanan Rinjani ditambah keringat terik matahari.

Rinjani, sepanjang perjalanan via Sembalun didominasi padang rumput

Berbeda dengan kerinci dimana hampir tertutup hutan tropis disepanjang perjalanan sehingga kita hanya tersiksa rasa lelah, tidak tersiksa tambahan sengatan matahari.

Pos Bangku Panjang- Kerinci, pepohonan tinggi mendominasi setiap langkah perjalanan

Vegetasi Kerinci, hutan tropis dengan dengan tumbuhan yang bervariasi

Trek Kerinci vs Rinjani

Rinjani punya trek yang landai. Sepanjang perjalanan sampai camp terakhir sebelum puncak tidak ada trek ‘manjat’. Kamu cukup ‘mendaki’ saja. Maksudnya hanya dengan modal kaki kita bisa sampai atas karna treknya landai. Cuma ya resikonya lebih jauuuuhhhh. Berbeda dengan Kerinci yang sepanjang perjalanan bakalan harus ‘manjat". Manjat disini kamu harus memainkan tangan dan badan untuk bisa  sampai ke atas. Kalau kamu mau cuma modal kaki saja dijamin gak bakalan sampai ke atas Kerinci. Bahasa ringkasnya sepanjang pendakian  Rinjani gw gak pernah ketemu trek lutut ketemu perut. Berbeda dengan kerinci yang sering gw jumpai tinggi lekukan tanah setinggi orang dewasa.

jika diilustrasikan, mungkin seperti inilah perbandingan trek Rinjani dan Kerinci
Ilustrasi trek Kerinci vs Rinjani (versi gw..hehehhe)
Karna trek ini lah ciri khas porter Rinjani dan Kerinci berbeda. Porter Rinjani bisa membawa barang bawaan ‘pikulan’. Sedangkan porter Kerinci harus membawa barang bawaan mereka menggunakan ransel atau sejenisnya. Karena tangan mereka harus bermain dengan akar-akar pohon untuk memanjat.

Porter Rinjani dengan 'pikulan'

Dijamin 'pikulan' gak bakalan bisa lewat di salah satu trek Kerinci ini :-P
Video Pendakian saya di Gunung Kerinci


Sumber Air Rinjani vs Kerinci.

Berdasarkan pengalaman, sumber air di kerinci lebih sulit dibandingkan rinjani. Dari camp shelter 2 atau 3, kita harus turun dengan jarak yang lumayan untuk mendapatkan air gunung. Di Rinjani jika kita camp di pos 3 sumber mata air sangat dekat dan segar. Begitu juga di pelawangan sembalun, air juga masih mudah untuk di dapat. Apalagi kalau camp di Danau Segara Anak.
NB: Tempat camp di Rinjani biasa disebut 'Pos', sedangkan di Kerinci biasa disebut 'Shelter'

Danau Segara Anak - View dari camp Pelawangan Sembalun

Summit Rinjani vs Kerinci

Untuk ukuran orang Indonesia pada umumnya summit di Kerinci lebih singkat dibanding summit Rinjani. Di Kerinci gw camp dr pos 2, padahal bisa juga camp di pos 3 yang lebih dekat ke puncak. Namun dari pos 2 saja gw bisa mendapatkan sunrise di puncak dengan berangkat jam 2:30 malam. Estimasi 3-4 jam sampai ke puncak jika mulai mendaki dari pos 2 Kerinci. Itu berarti apalagi kalau kamu camp di pos 3 Kerinci (pos terakhir sebelum mendaki summit) pasti bisa lebih singkat lagi. Nah, Sedangkan untuk Rinjani dari pos terakhir yang dinamakan Pelawangan Sembalun, gw harus start jam 1 malam mulai pendakian summit dan sampai ke puncak jam 6 pagi pas sunrise. Lebih jauh Rinjani kan?

Summit Rinjani - bikin gereget :-P
Summit Kerinci - bikin deg-deg-an hehehe..

Sama seperti trek kaki gunung. Trek summit Kerinci juga lebih terjal dibandingkan Rinjani, yang berimbas juga lebih pendek. Trek summit Rinjani lebih landai dan otomatis lebih jauh. Kedua summit trek memiliki kontur pasir dan batu gunung. Namun serpihan batu gunung Rinjani lebih halus dibandingkan Kerinci,dengan kontur lebih terjal dan batu yang lebih besar. Bisa disimpulkan Kerinci lebih beresiko terkena ‘jatuhan’ batu dari atas dibandingkan rinjani.

Trek turun, Jurang dan Tebing Rinjani vs Kerinci

Untuk gw yang takut ketinggian dua-duanya punya jurang yang cukup serem. Takut tinggi koq maksa naik gunung, ya itulah gw. Banyak alasan yang membuat gw yang takut ketinggian namun tetap nekat naik gunung. Jadi pas turun gak banyak foto yang gw ambil, pokoknya gw ya focus ke jalur aja. Hehehe. Waktu turun dari keduanya, gw gak ngecamp lagi. Jadi dari summit gw langsung turun ke kaki gunung. Untuk Gunung Kerinci gw turun dari puncak jam 9 pagi dan sampai di pintu gerbang kaki gunung jam 4 sore. Hanya berhenti di pos 2 kurang lebih satu jam untuk makan siang. Sedangkan Rinjani saya turun dari puncak jam 10 pagi dan sampai di kaki gunung Sembalun jam 8 malam dengan waktu rehat makan siang di Pelawangan Sembalun kurang lebih 1 sampai 2 jam.


Pas mau turun Kerinci (gw di atas awan boooooo.. :-P)

yang kayang semut itu orang ndaki dan turun Rinjani lho...
Kalau kalian suka ketinggian, nikmatin aja trek turun gunung, dijamin viewnya keceh badai....
Jadi mana yang mau ditaklukan terlebih dahulu untuk pemanasan, Kerinci atau Rinjani? It totally up to you….cheers…!!!!

11 comments:

  1. Kerinci, dimana lutut ketemu jidat hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. wwkwkwkw..betul, tiap langkah yang ada di depan dinding setinggi kepala,,bayangin aja gimana manjatnya kalau gak lutut ketemu jidat,,hahahaha

      Delete
    2. haha bner banget tu, lutut ketemu jidat kepala ketemu pantat.

      ransel nyangkut-nyangkut, jlan yang berlumpur.

      sayangnya jalur kerinci udah banyak berubah jadi kesan dan ciri has trek kerinci udah berkurang.

      Delete
    3. satu lagi catatan gan, klau di gunung kerinci gak ada bonusnya selain puncak wkwkkwkwwk

      Delete
    4. Berubah gimana masbro Peak to Peak? saya manjat kerinci Desember 2014, sensasi bayangannya masih kerasa ampe sekarang..hahahahha..

      Delete
    5. iya, cuma ada hutan kanan kiri, gak ada bonus pemandangan di Kerinci

      Delete
    6. This comment has been removed by the author.

      Delete
    7. trek dari shelter 1 ke selter 2 udah banyak berubah, klau naiknya 2014 berarti masih nglewatin jalur2 air sama trowongan dari shelter 2 ke 3, sekarang ud gak ada lagi itu udah di pindah ke seblahin ke sebelah2 nya.

      Delete
    8. wah...padahal alur air dengan terowongan itu yang bikin kenangan nya membekas ampe sekarang hahahaha... kalau berubah sepertinya musti nyoba lagi nih lewat jalur baru,,,

      Delete
  2. hahaha bener ini...hiking Kerinci, pas naik kaki ketemu perut, pas turun kaki ketemu pantat hahaha...untuk orang 'gede seperti saya, Kerinci lebih susah terutama dari pos 2 ke pos 3 sebelum tempat tenda menginap. Rinjani memang perlu cardio yang bagus - tapi begitu jam 7-8 pagi dari sembalun, 3 km pertama panaas banget :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. wkwkwk..kebayang ya orang gede tangan pegangan akar atau pohon buat narik badan naik ke atas... kalau rinjani sudah otomatis, namanya juga padang savana ..derita kepanasan kalau lewat situ siang bolong hahahahha

      Delete