Entri yang Diunggulkan

Perbandingan Gunung Kerinci dan Gunung Rinjani

Wednesday, 18 January 2017

Mendaki Gunung Latimojong 3478 mdpl Melalui Desa Karangan Enrekang Sulawesi Selatan


Dari basecamp kami di Desa Baraka kami menuju Desa karangan, Desa terakhir di kaki Gunung Latimojong dan juga tempat pendaftaran para pendaki yang melalui jalur tersebut. Bisa dikatakan jalur melalu Desa Karangan merupakan jalur favorit untuk mencapai puncak Latimojong.

Perjalanan dari basecamp menuju kaki gunung di Desa Karangan menggunakan mini truk. Prediksi kami berdasarkan riset web yang kami baca bisa memakan waktu 3-4 jam dengan jalur off road yang ekstrim dan spectakuler. Dan benar saja, jalur lintas yang sangat sempit (bisa dibilang ngepres untuk satu mobil), ditambah salah satu sisinya terbentang jurang membuat adrenalin kami meningkat.

Perjalanan untuk sampai di Desa Karangan benar-benar di luar prediksi kami. Baru setengah perjalanan atau kira-kira 2 jam terpaksa kami turun dikarenakan ada jembatan yang sedang dalam perbaikan. Sehingga mobil minitruck kami tidak bisa melewatinya. Kami terpaksa jalan kaki sampai lebih dari 3 jam untuk mencapai Desa Karangan.

terpaksa turun karna di depan ada perbaikan jembatan
Terpaksa jalan menuju Desa Angin-Angin untuk sampai di Desa Karangan
Sampai di Desa Karangan, rombongan kami berkumpul untuk melakukan registrasi. Di sini juga kami bertemu dengan porter yang membawakan perlengkapan team, seperti tenda, alat masak, dan lain sebagainya. Desa inilah perkampungan terakhir sebelum memasuki kawasan hutan Gunung latimojong.

Senyum Ceria di Desa Karangan, kaki Gunung Latimojong
Dari Desa Karangan sekitar jam 2 siang tujuan kami tentunya pos 1. Perjalanan menuju pos 1 di dominasi oleh kebun kopi. Yah, tidak heran Karena latimojong terkenal sebagai daerah penghasil kopi di Sulawesi, dengan kopinya yang sangat terkenal Kopi Latimojong. Konon katanya Kopi Toraja aslinya mengambil dari kaki gunung latimojong. Nama Toraja digunajan untuk penjualan dikarenakan factor Toraja yang lebih terkenal.
Dari Desa Karangan menuju Pos 1 (sebelum di terpa hujan😁)
Keberuntungan tidak berpihak kepada kami. Baru mulai perjalanan menuju pos 1 kami diterpa hujan yang lumayan deras. Elevasi rata-rata selama perjalanan 45-60 derajat. Tidak terlalu curam akan tetapi factor hujan dan disalah satu sisinya terbentaang jurang membuat kami extra wakspada. Tanah di perkebunan kopi seperti tanah liat jika terkena hujan. Jadi benar-benar musti exktra hati-hati akan factor licin. Durasi pejalan normal menuju pos 1 memakan waktu sekitar 1,5 jam. Kami sampai di pos 1 sekitar jam setengah 4. 


Pos 1 merupakan tanah lapang sebesar kira-kira lapangan voli. View di saat itu benar-benar indah. Kebetulan hujan berhenti pas kami tiba di pos 1. Udara sejuk ditambah embun dan asap serta awan di kejauhan menambah indah pemandangan di sekitar gunung Latimojong. 
Di belakang saya pos 1 yang lapang

Gunung Latimojong dikelilingi gunung lainnya (setelah hujan deras)
Kami beristirahat sekitar 15 menit dan melanjutkan perjalanan kami menuju pos 2. Keluar dari pos 1 benar-benar terlepas dari perkebunan kopi. Kami mulai memasuki hutan belantara dengan tumbuhan-tumbuhan tinggi dan besar. Jalur menuju pos 2 lumayan menantang. Jika di pos 1 kita hanya menyusuri lereng gunung yang selalu menanjak, dengan jalan yang jelas. Lain halnya menuju pos 2. Terkadang emosi kita di permainkan dengan jalur yang kadang naik dan kadang turun. Lereng gunung yang ekstrim, terkadang tidak dijumpai jejak kaki membuat tangan kita begelantungan pada akar untuk mencapai jalan di depan kita. Di tambah kita menyusuri lereng gunung yang di salah satu sisi terbentang jurang membuat saya waspada.

Menuju Pos 1 selalu bertemu kebun kopi, suburnya tanah Indonesia-ku
Berjalan non-stop selama 1,5 jam membuat kami sampai di pos 2 kurang lebih jam setnagh 6. Pos 2 merupakan area pinggir sungai dimana untuk mencapainya kita harus jembatan kayu sepanjang 5- 10 meter. Area pos 2 sering di gunakan pendaki untuk bermalam. Selain sumber air yang sangat melimpah, di pos ini juga terdapat gua dengan bebatuan besar yang bisa di gunakan sebagai shelter. 

Pos 2 latimojong
Namun, selain masih sore, waktu yang kami miliki di misi summit Sulawesi ini singkat sehingga kami harus mengejar di pos 5 secepat mungkin. Setelah istirahat sebentar sekitar jam setengah 6 kami melanjutkan ke pos 3. 

Beberapa poster yang kami tanyai menyebutkan jalur menuju pos 3 merupakan jalur terexkstrim. Ternyata benar, elevasi kemiringan mencapai 70-80 derajat. Di bawah terbentang jurang. Ditambah bekas hujan membuat jalur semakin licin. Kami harus extra hati-hati. Hati dan perasaaan sedikit cemas dan gugup. 

Jalur dari pos 2 menuju pos 3 sebenarnya hanya 1 jam saja, namun karna tingkat kecuramannya yang tinggi membuat jalur ini menurut saya jalur yang paling susah dan menantang. Apalagi kami harus bergegas sampai dikarenakan hari sudah mulai gelap. Belum juga sampai pos 3 saya harus menghidupkan headlamp Karena hari sudah gelap total. Kami sampai di pos 3 sekitar jam 7. 
Pos 2 Latimojong

Dengan target bermalam di pos 5 membuat saya  meminimize kan waktu iostirahat. Hanya duduk sekitar 5 menit dan mengisi perut kosong dengan nasi bungkus, kami melanjutkan perjalanan menuju pos 4. Jalan menuju pos 4 tidak se ekstrim sebelumnya. Jalur ini sedikit landau dengan pepohonan besar. Yang sedikit menyusahkan adalah sering kali kita harus melompati kayu bekas pohon tumbang yang sangat besar diameternya. Kayu yang semakin lapuk membuat nya jadi licin. Ditambah bekas hujan membuat jalur juga licin.
Kami sampai di pos 4 jam sekitar jam 9 malam.saat tiba d pos 4 saya tidak bisa melihat dengan jelas kondisi sekeliling dikarenakan minim cahaya center. Saya hanya merasa pos 4 tidak terlalu luas. Dengan menggunakan senter saya melihat  plang tanda pos 4 yang di tempelkan di pohon. Kami beristirahat di pos 4 sekitar 5 menit. Lalu kami melanjutkan perjalanan menuju pos 5.

Add caption
Bisa dikatakan rute menuju pos 5 sama persis dengan rute menuju pos 4. Dominasi pepohonan besar di kanan dan kiri seolah-olah kami berjalan seperti membelah hutan, tidak lagi berjalan menyusuri lereng seperti pos 1 dan 2. Lama perjalanan 1,5 jam membuat kami akhirnya tiba di pos 5 pukul 10:30 malam.

cerita dari pos 5 ke puncak sambung ke chapter selanjutnya yaaa....




1 comment:

  1. I can tell yhat this post is related to your travel diary but you should have posted this in simple language too so that everyone hat visits understand the content.

    ReplyDelete