Dari basecamp kami di Desa Baraka kami menuju Desa karangan,
Desa terakhir di kaki Gunung Latimojong dan juga tempat pendaftaran para
pendaki yang melalui jalur tersebut. Bisa dikatakan jalur melalu Desa Karangan
merupakan jalur favorit untuk mencapai puncak Latimojong.
Perjalanan dari basecamp menuju kaki gunung di Desa Karangan
menggunakan mini truk. Prediksi kami berdasarkan riset web yang kami baca bisa
memakan waktu 3-4 jam dengan jalur off road yang ekstrim dan spectakuler. Dan
benar saja, jalur lintas yang sangat sempit (bisa dibilang ngepres untuk satu
mobil), ditambah salah satu sisinya terbentang jurang membuat adrenalin kami
meningkat.
Perjalanan untuk sampai di Desa Karangan benar-benar di luar
prediksi kami. Baru setengah perjalanan atau kira-kira 2 jam terpaksa kami
turun dikarenakan ada jembatan yang sedang dalam perbaikan. Sehingga mobil
minitruck kami tidak bisa melewatinya. Kami terpaksa jalan kaki sampai lebih
dari 3 jam untuk mencapai Desa Karangan.
terpaksa turun karna di depan ada perbaikan jembatan |
Terpaksa jalan menuju Desa Angin-Angin untuk sampai di Desa Karangan |
Sampai di Desa Karangan, rombongan kami berkumpul untuk
melakukan registrasi. Di sini juga kami bertemu dengan porter yang membawakan
perlengkapan team, seperti tenda, alat masak, dan lain sebagainya. Desa inilah perkampungan
terakhir sebelum memasuki kawasan hutan Gunung latimojong.
Senyum Ceria di Desa Karangan, kaki Gunung Latimojong |
Dari Desa Karangan sekitar jam 2 siang tujuan kami tentunya
pos 1. Perjalanan menuju pos 1 di dominasi oleh kebun kopi. Yah, tidak heran
Karena latimojong terkenal sebagai daerah penghasil kopi di Sulawesi, dengan
kopinya yang sangat terkenal Kopi Latimojong. Konon katanya Kopi Toraja aslinya
mengambil dari kaki gunung latimojong. Nama Toraja digunajan untuk penjualan
dikarenakan factor Toraja yang lebih terkenal.
Dari Desa Karangan menuju Pos 1 (sebelum di terpa hujan😁) |
Keberuntungan tidak berpihak kepada kami. Baru mulai
perjalanan menuju pos 1 kami diterpa hujan yang lumayan deras. Elevasi
rata-rata selama perjalanan 45-60 derajat. Tidak terlalu curam akan tetapi
factor hujan dan disalah satu sisinya terbentaang jurang membuat kami extra
wakspada. Tanah di perkebunan kopi seperti tanah liat jika terkena hujan. Jadi benar-benar
musti exktra hati-hati akan factor licin. Durasi pejalan normal menuju pos 1
memakan waktu sekitar 1,5 jam. Kami sampai di pos 1 sekitar jam setengah 4.
Pos 1 merupakan tanah lapang sebesar kira-kira lapangan
voli. View di saat itu benar-benar indah. Kebetulan hujan berhenti pas kami
tiba di pos 1. Udara sejuk ditambah embun dan asap serta awan di kejauhan
menambah indah pemandangan di sekitar gunung Latimojong.
Di belakang saya pos 1 yang lapang |
Gunung Latimojong dikelilingi gunung lainnya (setelah hujan deras) |
Kami beristirahat sekitar 15 menit dan melanjutkan
perjalanan kami menuju pos 2. Keluar dari pos 1 benar-benar terlepas dari
perkebunan kopi. Kami mulai memasuki hutan belantara dengan tumbuhan-tumbuhan
tinggi dan besar. Jalur menuju pos 2 lumayan menantang. Jika di pos 1 kita
hanya menyusuri lereng gunung yang selalu menanjak, dengan jalan yang jelas.
Lain halnya menuju pos 2. Terkadang emosi kita di permainkan dengan jalur yang
kadang naik dan kadang turun. Lereng gunung yang ekstrim, terkadang tidak
dijumpai jejak kaki membuat tangan kita begelantungan pada akar untuk mencapai
jalan di depan kita. Di tambah kita menyusuri lereng gunung yang di salah satu
sisi terbentang jurang membuat saya waspada.
Menuju Pos 1 selalu bertemu kebun kopi, suburnya tanah Indonesia-ku |
Berjalan non-stop selama 1,5 jam membuat kami sampai di pos
2 kurang lebih jam setnagh 6. Pos 2 merupakan area pinggir sungai dimana untuk
mencapainya kita harus jembatan kayu sepanjang 5- 10 meter. Area pos 2 sering
di gunakan pendaki untuk bermalam. Selain sumber air yang sangat melimpah, di
pos ini juga terdapat gua dengan bebatuan besar yang bisa di gunakan sebagai
shelter.
Pos 2 latimojong |
Namun, selain masih sore, waktu yang kami miliki di misi
summit Sulawesi ini singkat sehingga kami harus mengejar di pos 5 secepat
mungkin. Setelah istirahat sebentar sekitar jam setengah 6 kami melanjutkan ke pos 3.
Beberapa poster yang kami tanyai menyebutkan jalur menuju
pos 3 merupakan jalur terexkstrim. Ternyata benar, elevasi kemiringan mencapai
70-80 derajat. Di bawah terbentang jurang. Ditambah bekas hujan membuat jalur
semakin licin. Kami harus extra hati-hati. Hati dan perasaaan sedikit cemas dan
gugup.
Jalur dari pos 2 menuju pos 3 sebenarnya hanya 1 jam saja,
namun karna tingkat kecuramannya yang tinggi membuat jalur ini menurut saya
jalur yang paling susah dan menantang. Apalagi kami harus bergegas sampai
dikarenakan hari sudah mulai gelap. Belum juga sampai pos 3 saya harus
menghidupkan headlamp Karena hari sudah gelap total. Kami sampai di pos 3
sekitar jam 7.
Pos 2 Latimojong |
Dengan target bermalam di pos 5 membuat saya meminimize kan waktu iostirahat. Hanya duduk
sekitar 5 menit dan mengisi perut kosong dengan nasi bungkus, kami melanjutkan
perjalanan menuju pos 4. Jalan menuju pos 4 tidak se ekstrim sebelumnya. Jalur
ini sedikit landau dengan pepohonan besar. Yang sedikit menyusahkan adalah
sering kali kita harus melompati kayu bekas pohon tumbang yang sangat besar diameternya.
Kayu yang semakin lapuk membuat nya jadi licin. Ditambah bekas hujan membuat
jalur juga licin.
Kami sampai di pos 4 jam sekitar jam 9 malam.saat tiba d pos
4 saya tidak bisa melihat dengan jelas kondisi sekeliling dikarenakan minim
cahaya center. Saya hanya merasa pos 4 tidak terlalu luas. Dengan menggunakan
senter saya melihat plang tanda pos 4
yang di tempelkan di pohon. Kami beristirahat di pos 4 sekitar 5 menit. Lalu
kami melanjutkan perjalanan menuju pos 5.
Add caption |
Bisa dikatakan rute menuju pos 5 sama persis dengan rute
menuju pos 4. Dominasi pepohonan besar di kanan dan kiri seolah-olah kami
berjalan seperti membelah hutan, tidak lagi berjalan menyusuri lereng seperti
pos 1 dan 2. Lama perjalanan 1,5 jam membuat kami akhirnya tiba di pos 5 pukul
10:30 malam.
cerita dari pos 5 ke puncak sambung ke chapter selanjutnya yaaa....
I can tell yhat this post is related to your travel diary but you should have posted this in simple language too so that everyone hat visits understand the content.
ReplyDelete