Entri yang Diunggulkan

Perbandingan Gunung Kerinci dan Gunung Rinjani

Friday, 6 January 2017

Perbandingan Gunung Latimojong dan Gunung Rinjani

Mengadopsi dari The World Seven Summits dimana dunia di bagi menjadi 7 bagian benua dengan puncak tertinggi di masing-masing benua, The Seven Summit of Indonesia juga mengambil 7 bagian besar pulau dan menobatkan beberapa gunung di masing-masing lokasi dengan puncak tertingginya.
The Seven Summit of Indonesia ada di sini ya....

Alhamdulillah dalam waktu kurang dari 365 hari saya bisa menaklukan 3 puncak dari seven summits Indonesia. Kerinci dengan puncak Indrapura (3805 mdpl), Rinjani dengan Puncak Anjani (3726 mdpl) dan Latimojong dengan Puncak Rante Mario (3478 mdpl).

Yang terbaru tanggal 12 Desember saya mendaki Gunung Latimojong. Nah setelah saya mendaki banyak yang nanyain gimana kesannya. Secara dong, kebanyakan temen saya mendaki gunung yang mainstream. Gunung2 di Jawa dan Sumatera. Sedikit jago kandang lah mereka hahahhaahha.

Oke disini saya ambil perbandingan dengan gunung Rinajni aja deh. Kenapa dengan Rinjani. Soalnya pas saya ketik di Pak De Google 'Gunung Paling Terkenal di Indonesia' urutan nomor 1 ya Rinjani. Jadi mungkin lebih enak ngbandinginnya, lebih familiar di banyak orang. Alasan lain ya karna saya juga udah mendaki keduanya dalam waktu gak terlalu jauh. Terus kenapa gak dengan gunung lainnya? ya silakan aja nulis sendiri kalau mau...hahahaha.

Buat yang udah pernah mendaki Rinjani dan latimojong, setelah membaca perbandingan ini  mungkin ada yang akan gak setuju dengan cerita saya, ya silakan buat perbandingan sendiri. Buat yang belum pernah naik dari salah satu gunung tersebut ya gak usah banyak protes. Misalnya baru naik Rinjani, terus di bilang Kalau Latimojong lebih keren, terus protes. Lha, makanya ngerasain dulu dua-duanya baru komen. terus bikin perbandingan sendiri.

Sekali lagi ini cerita perbandingan saya, terkadang subjectif, ada kemungkinan tidak semua orang yang sudah mendaki keduanya setuju dengan perbandingan ini. just take it easily as for your reference if you want to.

Start awal sebelum ke kaki Gunung Rinjani atau Latimojong (Pasar Eikmel vs Baraka)
Jalur yang umum di lalui para pendaki biasanya Pasar Eikmel di Lombok. Di sini para pendaki dapat naik mobil bak terbuka di belakngnya. Biasanya di pasar ini juga para pendaki mencari kebutuhan selama di gunung. Akses transportasi dari Pasar Eikmel menuju kaki gunung Rinjani di Sembalun relatif lebih mudah, lebih singkat dan di dukung kondisi jalan yang naik turun terjal, dan curam. Dari Pasar Eikmel kurang lebih satu jam sudah sampai di desa Sembalun. Akses jalan lebar dan disuguhi pemandangan pegunungan dengan kontur padang savana yang hijau kekuning-kuningan.

Untuk mencapai kaki gunung Latimojong di desa Karangan, biaasanya para pendaki mengambil jalur dari Desa Baraka. Kurangnya transportasi publik ke kaki gunung Desa Karangan mebuat opsi transportasi lebih sedikit. Jalur yang jauh sekitar 4 jam bisa menggunakan ojek dengan tarif 150 - 200ribu rupiah, Mobil Jeep dengan tarif yang sama 150-300 ribu rupiah perorang. Jika beruntung atau peserat ramai seperti open trip bisa menggunakan truk bak terbuka. Di banding Sembalun, perjalanan ke Kaki Gunung Desa Karangan menguran energi, adrenalin dan waktu yang panjang. Jalan yang sempit, masih tanah tidak beraspal ditambah satu sisi jurang memaksa gw sesekali menarik napas sambil komat kamit berdoa...hahahaa. Sepanjang perjalanan akan disuguhi kebun  warga yang kebanyakan pohon salak.

Desa Sembalun dan Desa Karangan
Desa Sembalun lebih maju dibandingan Desa Karangan di Latimojong. saat gw kesana 2016 akses internet di Sembalun lancar jaya, namun di karangan ENrekang, provider sekelas telkomsel saja ilang timbul. Cuaca keduanya tidak jauh berbeda, siang hari sama-sama panas, meskipun di kaki gunung. kalau gw lihat, hasil tanaman di Desa Sembalun lebih beragam.ungkin karena akses transportasi yang lancar membuat mereka berani berkebun sayur-sayuran. Lain halnya di Desa Karangan yang mayoritas ebgian besar saya lihat hanya menekuni berkebun kopi. Dar beberapa bincang singkat dengan orang di Sulawesi, ada yang mengatakan kopi Toraja yang terkenal, biji kopinya berasal dari latimojong. untuk kepentingan market, berhubung nama Toraja sudah dikenal luas, membuat latimojong dan enrekang seolah-olah dibelakang kpopi toraja.

Vegetasi tumbuhan di Rinjani di dominasi dengan padang rumput layaknya savana, sampai ke pos 2, 3 atau sampai bukit penyesalan, bahkan sapai tempat camp Pelawangan Sembalun baik Rinjani dan pegunungan sekitarnya jarang terlihat hutan basah tropis yang padat, rimbun dan lebat.
Vegetasi tumbuhan di Gunung Latimojok mirip seperti Gunung Kerinci, didominasi tumbuhan hutan basah tropis. sejak lepas dari pos satu sudah tidak terlihat kebun kopi warga yang menemani kita sebelumnya. Kanan Kiri dan kejahuan hanya nampak pepohonan besar dan tinggi menutupi Gunung latimojong dan gunung-gunung sekitarnya. 

Rinjani merupakan tipe volcano sedangkan Latimojong merupakan gunung biasa, bukan volcano atau kata lainnya gunung berapi. Menuju Punjak Rinjani dengan titik tertingginya Anjani vegetasi tanaman seperti layaknya gunung berapi lainnya. Sering kita jumpai tumbuhan edelweis dan typical tumbuhan yang tumbuh di bebatuan dan pasir gunung berapi. Berbeda dengan Rinjani, Latimojong merupakan gunung biasa bukan tipe gunung berapi, saya tidak melihat tanaman berupa edelweis dan tanaman tipe gunung berapi lainnya. di titik setelah kita camp baik pos 5 atau 7 hutan basah mulai terlihat tidak padat. Sering dijumpai hutan dengan tumbuhan yang di tutupi lumut.Kelembaban di dekat puncak latimojong sangat tinggi.

Jalur Trekking Rinjani dan Latimojong
Sebenarnya ini kesimpulan klise lah ya, setiap gunung ada tingkat kesulitan masing-masing. Semua orang pasti akan bilang begitu. Dan Ya..! saya setuju dengan pendapat itu. Terlebih saat saya mendaki Rinjani selama 2 hari 2 malam cuaca sangat sangat sangat bersahabat. Hanya sesekali saat mendaki saya menjumpai tanah di bukit penyesalan sedikit basah mungkin sisa hujan beberapa hari sebelumnya. Dibandingkan saat saya mendaki Latimojong, selama 2 hari satu malam baik perjalanan berangkat atau pulang sempat dihadapkan dengan hujan yang cukup deras.
Tapi terlepas dari faktor hujan, pengalaman mendaki keduanya di tahun yang sama memberanikan saya berkesimpulan bahwa secara keseluruhan Latimojong memiliki tingkat 'menyebalkan' SEDIKIT lehih tinggi di bandingkan Rinjani.

Sumber Air Bersih di Latimojong lebih melimpah
Untuk urusan air Latimojong juaranya, air bersih nan segar melimpah. Walaupun sejauh yang saya tahu tidak ada air terjun yang tinggi di Latimojong ataupun danau besar, namun mata air pegunungan mengalir cukup deras di bebatuan gunung. Tempat camp yang sering di pakai dekat dengan sumber air bersih, pos 2, pos 5 ataupun pos 7 pos terakhir sebelum puncak. Gak sebatas cuma buat minum, mau berendam layaknya mermaid terdampar di gunung juga bisa. Bahkan sepanjang perjalanan teramat sering dengar aliran air yang cukup deras.  Berbeda dengan Rinjani yang walaupun tersedia cukup air namun tidak sebanyak di Latimojong.






1 comment:

  1. My translation app is not working although I used it to read all the previous posts from your blog. Now it isn't translating your posts. Please suggest some solution.

    ReplyDelete